Bersamaan dengan ini akan saya sampaikan informasi terkait dengan cara bisnis kue basah ala Rumah Kue Ibu Wida.
Semoga apa-apa yang saya sharingkan dalam tulisan ini bisa menjadi insight seputar bisnis kuliner, khususnya kue basah.
So, langsung saja kita simak bersama informasinya yang satu ini.
Contents
Beginilah Cara Berbisnis Kue Basah
Tulisan berikut ini merupakan pengalaman Rumah Kue Ibu Wida dalam berbisnis kue basah di Kota Serang, Banten.
Alhamdulillah, cara-cara yang dilakukan sangat minim budget namun berdampak luar biasa pada penjualan prouduk kuenya.
Tulisan ini hanya sekedar teori saja jika tidak dipraktekan. Untuk itu, segera praktek dari apa-apa yang kamu bisa lakukan.
Dan langsung saja kita simak bersama informasi mengenai beberapa cara memulai bisnis ala Rumah Kue Ibu Wida.
Baca Juga : Analisis SWOT Kue Basah Untuk Mengenali Potensi Bisnisnya
Tentukan Produk yang akan Dijual
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan produk yang akan dijual, dalam hal ini adalah kue basah yang menjadi spesialisasi Ibu Wida.
Tentu saja kita tahu bahwa kue basah ada banyak sekali jenisnya, namun kita perlu fokus ke beberapa produk saja.
Untuk Rumah Kue Ibu Wida sendiri hanya memproduksi beberapa jenis kue basah seperti buah mini, bolu gulung, dan puding buah.
Sebenarnya Ibu Wida bisa membuat kue-kue basah yang lainnya, akan tetapi ingin fokus kepada produk-produk tertentu saja.
Untuk produk penetrasi, Rumah Kue Ibu Wida mengandalkan buah ini yang memiliki rasa yang enak dan tampilan yang menarik.
Pelajari & Buat Produk Terbaik
Untuk yang akan dan baru memulai bisnis, penting sekali untuk mempelajari bagaimana caranya membuat produk terbaik bagi konsumen.
Kalau di luar negeri sana terdapat istilah populer yang berbunyi “good procuts market themselves.” yang artinya “produk yang bagus itu akan memasarkan dirinya sendiri.”.
Untuk itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam membuat produk terbaik yang dilihat dari kacamata konsumen.
Saat ini, ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk belajar membuat prouduk terbaik mulai dari yang gratisan hingga yang premium.
Untuk awal mungkin kita perlu balajar dari orang-orang sekitar kita, video di Youtube, tulisan di blog atau website, resep yang dibagikan di sosmed, dan semisalnya.
Tentukan Target Market yang akan Disasar
Salah satu faktor penting dalam berbisnis adalah targetting alias menentukan target pasar yang akan disasar untuk produknya.
Untuk Ibu Wida sendiri yang hanya fokus dibeberapa kue basah saja menetapkan target pasar kalangan menengah ke atas.
Dalam dunia pemasaran, kita mengenal target market dengan broad market (pasar yang melebar) dan niche market (ceruk pasar).
Nampaknya Rumah Kue Ibu Wida sendiri fokus di ceruk pasar untuk kegiatan acara-acara tertentu seperti pernikahan, gahtering, arisan, dan semisalnya.
Dengan fokus pada ceruk pasar tertentu maka brand kita semakin mudah untuk dikenal dan menjadi top of mind dibenak pelanggan.
Baca Juga : Kelebihan dan Kekurangan Kue Basah yang Perlu Pengusaha Kuliner Tahu
Rencanakan Strategi Pemasaran
Pemasaran suatu produk bukan hanya sekedar postang-posting di media sosial saja, tapi lebih dari itu.
Kalau merujuk kepada Phillip Kottler, maka kita akan dapati kalau strategi pemasaran itu terdiri dari 7 variabel yaitu:
- Product (produk)
- Price (harga)
- Placement (jalur distribusi)
- Promotion (promosi)
- People (SDM)
- Process (proses)
- Physical Evidance (bukti fisik)
Nah kita harus bisa membuat strategi perencanaan dari masing-masing variabel yang disebutkan di atas.
Untuk pemula, mungkin kita bisa merencanakan strategi-strategi tersebut dengan budget yang minim namun tetap optimal.
Misalnya untuk promosi bisa lewat sosmed, untuk SDM bisa minta bantuan orang rumah, untuk distribusi bisa lewat teman, dan semisalnya.
Lakukan Pendekatan Humanis
Hal yang tidak kalah penting dalam menjalankan bisnis adalah pelayanan yang prima. Jika kita memberikan pelayanan yang terbaik bukan tidak mungkin pelanggan akan datang kembali.
Bahkan ada pakar pemasaran dunia yang bilang “every business is a service business.” yang artinya “setiap bisnis adalah bisnis layanan.”.
Ingat baik-baik bahwa orang yang membeli produk kita adalah manusia, untuk itu kita perlu melakukan pendekatan yang humanis.
Ingat juga bahwa orang melalukan pembelian itu didominasi oleh faktor emotional (80%) ketimbang rational (20%). Untuk itu pendekatan yang lebih emosional harus lebih diutamakan dalam berbisnis.