Bersamana dengan ini akan kami sharing informasi lengkap mengenai strategi pemasaran kue basah dalam meningkatkan jumlah penjualan.
Tentunya saya berharap apa yang diinformasikan kali ini bisa menjadi referensi atau rujukan untuk para pebisnis kuliner.
So, langsung saja kita simak bersama informasinya berikut ini.
Sumber Gambar ini dari Rumah Kue Ibu Wida
Contents
Strategi Pemasaran Kue Basah
Untuk memudahkan dalam mengaplikasikannya, kita akan menggunakan teori Marketing Mix (Bauran Pemasaran) yang sudah umum dipelajari di kampus-kampus.
Teori ini terdiri dari 7 variabel yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (SDM), process (proses) dan physical evidance (bukti fisik).
Baca Juga : Tips Berbisnis Kuliner ala Rumah Kue Ibu Wida
Apa Saja Strategi Marketing untuk Kue Basah?
Product (Product)
Untuk menjadikan kue basah ini disukai oleh masyarakat luas, maka kita harus membuatnya sesuai dengan keinginan mereka (apa yang mereka sukai).
Bagaimana caranya? Ya, kita harus riset pasar. Setelah diketahui, maka kita membuat kue basah sesuai dengan point-point yang didapatkan tersebut.
Dewasa ini, cita rasa kue yang enak saja belum cukup. Untuk itu, kita perlu membuat kue basah yang bisa menarik perhatian orang untuk membelinya.
Price (Harga)
Harga merupakan variabel bisnis yang harus diperhatikan baik-baik, salah menentukannya bisa-bisa bisnis kita tidak berjalan dengan baik.
Jika harga yang kita tentukan terlalu rendah, bisnis kita akan merugi. Namun jika harga yang kita tentukan terlalu tinggi, maka orang tidak akan membeli produk kita.
Secara umum, harga kue basah relatif terjangkau karena bisnisnya mengandalkan kuantitas penjualan. Namun jika pangsa pasarnya menengah ke atas, kita bisa meningkatkan harga jual.
Place (Tempat)
Untuk berjualan kue basah bisa dimulai dari rumah, namun strategi seperti ini akan berjalan lebih baik jika didukung oleh optimasi untuk pemasaran digitalnya.
Jika memiliki budget yang cukup, tentu baiknya buka toko offline di tempat-tempat yang ramai pengunjung seperti area perdagangan, dekat perkantoran, dll.
Untuk distribution channel bisa juga dibuat dengan sistem franchise di tempat-tempat lainnya. Namun ini perlu sistem dan SOP yang sudah benar-benar matang.
Baca Juga : Mengenali Metode Analisis SWOT Untuk Produk Kue Basah
Promotion (Promosi)
Alhamdulillah, saat ini kita dibantu dengan kehadiran media sosial untuk pemasaran digital seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, Youtube dan lainnya.
Untuk yang baru memulai bisnis kue, bisa diinisiasi dengan melakukan penawaran kepada orang-orang terdekatnya seperti saudara, kerabat, sahabat dan lainnya.
Jika usahanya sudah berkembang, bisa disisipkan budget untuk biaya promosi seperti beriklan di Facebook, Instagram, Google dan semisalnya.
People (SDM)
SDM merupakan variabel yang penting dalam sebuah bisnis. Oleh sebab itu, tidaklah salah kalau korporasi besar meyebutnya dengan istilah “human capital”.
Orang-orang yang kompeten akan membuat bisnis bertumbuh menjadi besar, dalam hal ini adalah orang yang membuat kue, orang yang memasarkan kue, dan semisalnya.
Tentu saja SDM tidak langsung bisa mencapai level terbaiknya, perlu juga untuk SDM mendapatkan pembekalan, pelatihan, workshop, dan semisalnya.
Process (Proses)
Strategi pemasaran lainnya yang bisa dioptimalkan dalam hal ini adalah proses, ada baiknya langkah ini dipublikasikan ke khalayak ramai.
Beberapa tahun belakangan ini ramai tempat-tempat jualan makanan memperlihatkan proses produksinya yang kita kenal dengan sebutan open kitchen.
Untuk yang proses produksinya masih dilakukan di rumah bisa melakukan publikasi di media-media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan lainnya.
Physical Evidance (Bukti Fisik)
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bukti fisik bisa menjadi implementasi yang jitu dalam strategi bisnis yang dilakukan perusahaan.
Misalnya saja produk kemasan yang unik, seragam pegawainya batik, toko offlinenya yang berwarna pink, akun media sosialnya yang dibuat sedemikian rupa, dll.
Itu semua akan berbeka di mata khalayak ramai khususnya para pelanggan dan bukan tidak mungkin menjadi top of mind juga.